TEMPO.CO, Jakarta -Dolar AS menguat sedangkan mata uang safe-haven yen Jepang dan franc Swiss melemah pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi, 30 November 2021.
Kondisi ini membalikkan beberapa pergerakan Jumat, 26 November 2021, ketika seluruh negara di dunia mencari informasi tentang mutasi terbaru dan dampak varian virus corona Omicron.
Varian Omicron, pertama kali terdeteksi di Afrika selatan, mendorong aksi jual di pasar keuangan pada Jumat di tengah kekhawatiran virus tersebut akan semakin mengganggu pemulihan ekonomi yang sedang berkembang setelah pandemi dua tahun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Senin, 29 November 2021, bahwa varian tersebut membawa risiko lonjakan infeksi yang sangat tinggi karena lebih banyak negara menutup perbatasan.
Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden mengatakan negara itu tidak akan kembali ke penguncian musim dingin ini, tetapi mendesak orang-orang untuk divaksinasi, mendapatkan booster dan memakai masker.
Pasar agak tenang pada Senin, dengan pasar saham AS dan harga minyak rebound karena investor mengambil pandangan yang lebih seimbang, menunggu sampai dampak varian menjadi lebih jelas.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya mengalami penurunan satu hari terbesar sejak Mei pada Jumat, naik 0,2 persen menjadi pada 96,367.
Status dolar sebagai tempat berlindung yang aman berarti mendapat manfaat dari ketidakpastian, tetapi jatuh pada Jumat, karena investor melihat varian Omicron mungkin mempengaruhi waktu rencana Federal Reserve dan bank-bank sentral utama lainnya untuk menaikkan suku bunga.
"Tantangan lain untuk pemulihan ekonomi global tampaknya menunjukkan bahwa itu menguntungkan dolar sebagai tempat yang aman," kata Juan Perez, ahli strategi dan pedagang valas di Tempus Inc di Washington.