TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyatakan telah menekan biaya dana ke tingkat terendah sepanjang sejarah. Capaian tersebut diraih seiring langkah perseroan melakukan transformasi struktur liabilitas.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pada akhir September 2021 cost of fund (CoF) atau biaya dana BRI mencapai 2,14 persen. Persentase itu jauh lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 3,45 persen.
“Dan perlu saya sampaikan cost of fund BRI 2,14 persen ini adalah yang terendah sepanjang sejarah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 29 November 2021.
Sebagai gambaran, biaya dana BRI pada 2019 mencapai 3,58 persen dan pada 2020 persentasenya 3,22 persen. CoF tersebut pernah di bawah 3 persen, yaitu 2,18 persen yaitu pada akhir paruh pertama tahun ini.
Sunarso menjelaskan penurunan biaya dana tersebut tak terlepas dari keberhasilan perseroan dalam meningkatkan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA). Pada kuartal ketiga 2021 dana murah BRI tercatat Rp 673,1 triliun.
Jumlah yang dibukukan tersebut naik sekitar 5,3 persen dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp 639,2 triliun. Hingga kuartal ketiga 2021 tabungan yang dihimpun BRI mencapai Rp 467,7 triliun dan giro sebesar Rp 205,5 triliun.
Sedangkan pada kuartal ketiga 2020, tabungan yang berhasil dihimpun mencapai Rp 424 trilun dan giro sebesar Rp 215,2 triliun. Adapun total dana pihak ketiga yang dibukukan BRI hingga September 2021 mencapai sebesar Rp 1.121 triliun, atau naik sekitar 5,5 persen dari kurun waktu yang sama pada 2020 yakni sebesar Rp 1.062,7 triliun.
Dia pun mengatakan penurunan biaya dana erat kaitannya dengan efisiensi biaya pendanaan yang dilakukan BRI melalui langkah-langkah strategis transformasi, seperti memperkuat retail payment dan transaksi perbankan.
“Jadi artinya, efisiensi dari sisi biaya pendanaan, biaya dana berhasil dilakukan oleh BRI melalui berbagai program transformasi tentunya. Dengan memperkuat retail payment, transaction banking dan juga inisiatif-inisiatif lain terkait dengan micro payment,” ujar Sunarso.
Sunarso pun menambahkan, membaiknya Cost of Fund menjadi salah satu pendorong kinerja pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang tumbuh signifikan. Hingga kuartal ketiga 2021, BRI mencatatkan NII sebesar Rp 72,43 triliun. Raihan itu tumbuh 26,88 persen.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Ingin Buat Sentra Kuliner RI di Luar, Erick Thohir: Ada Saran Makanan Andalan?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.