Saat ini, baru 10 persen saja atau 4 ribu hektare area konsesi yang sudah dikelola. Di dalamnya ada empat blok yang merupakan bagian dari koridor timur yang digarap dengan metode pertambangan terbuka alias open pit. Keempatnya yaitu Blok Toka, Blok Kopra, Blok Alaskar, dan yang terbesar yaitu Blok Araren.
Untuk Blok Araren, diameternya pun mencapai sekitar 1 kilometer. Blok ini juga tak hanya menjadi yang terbesar secara ukuran, tapi juga kandungan emasnya. Kalau rata-rata tingkat kandungan di kawasan ini sekitar 2 gram emas per ton material, maka di Blok Araren ini mencapai lebih dari 3 gram.
Adapun hingga 2020, jumlah cadangan emas di koridor timur yang ditempati oleh keempat blok ini mencapai 3,9 juta ounces. Sedangkan, lokasi yang saat ini dikembangkan oleh Archi Indonesia adalah koridor barat yang berpotensi menggunakan metode underground mining. Potensi tambahan cadangan emasnya lebih besar lagi yaitu 5,3 sampai 13 juta ounces.
Saat Tempo mengunjungi lokasi ini, kegiatan pertambangan tetap berlanjut meskipun sempat turun hujan lebat. Kepala Teknik Tambang Toka Tindung Hary Irmawan mengatakan aktivitas pertambangan memang tidak berhenti untuk sejam pun alias selalu aktif 24 jam. "Lebaran, natal, dan tahun baru, tidak berhenti operasi," kata Hary.
Sementara dari sisi produksi emas, angkanya terus meningkat sejak beberapa tahun terakhir, Dari 61 kilo onces pada 2011, naik menjadi 207 kilo ounces pada 2020. Bahkan pada 2018, sempat menyentuh angka 270 kilo ounces.