TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending bidang pendidikan PT Pinduit Teknologi Indonesia (Pintek) mendapatkan dana segar di putaran pendanaan Seri A senilai US$ 7 juta atau sekitar Rp 100 miliar. Nilai dana itu menggunakan asumsi kurs Rp 14.264 per dolar AS.
Fintech yang fokus menyasar produk keuangan inovatif kepada siswa, orang tua, lembaga pendidikan, dan UKM pendidikan tersebut memperoleh dana segar itu melalui perusahaan induknya, Socap Holding Pte Ltd. Dengan begitu, total pendanaan yang telah dikumpulkan fintech tersebut kini nilainya telah lebih dari US$ 35 juta atau sekitar Rp 499,3 miliar.
Adapun investor baru yang masuk pada putaran ini adalah Kaizenvest, Heritas Capital, Blue7 dan Earlsfield Capital. Mereka menambah panjang daftar innvestor sebelumnya yaitu Finch Capital, Global Founder Capital (GFC), Accion Venture Lab, Strive and Fox Ventures yang juga bergabung dalam putaran ini.
CEO Socap Holding & Co-Founder Pintek, Ioann Fainsilber, menyebutkan bahwa langkah ini merupakan upaya meningkatkan akses pembiayaan pendidikan dan permodalan bagi UMKM pendidikan yang masih unbanked atau underbanked di Indonesia.
Pintek, kata Fainsilber, ingin terus memaksimalkan peran kami dalam mendukung sektor pendidikan di Indonesia. "Proposisi nilai kami yang kuat divalidasi dengan meningkatnya volume pendanaan kami lebih dari 5 kali lipat pada semester pertama tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," ucapnya dalam keterangan resmi, Selasa, 23 November 2021.
Lewat pendanaan baru ini, Pintek akan memaksimalkan kontribusinya terhadap ekosistem pendidikan di Tanah Air. Caranya dengan merekrut talenta-talenta baru untuk mempercepat pengembangan produk, meningkatkan platform teknologi, dan memperkuat jangkauan pasar.
Di tengah pandemi Covid-19, Fintech akan berfokus mempertahankan kemampuan kami untuk beroperasi dengan berbagai cara yang efektif, termasuk mengadaptasi portofolio produk kami, meluncurkan solusi baru untuk ekosistem pendidikan, memperkuat struktur permodalan kami, dan memperluas jangkauan kami di seluruh Indonesia.
"Kami ingin menjadi salah satu pendorong untuk mempercepat penetrasi teknologi pendidikan dan produk layanan keuangan yang inklusif dan berkualitas tinggi di Indonesia," ucap Fainsilber.