TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi memprediksi jumlah penumpang pada akhir 2021 lebih rendah ketimbang 2020. Sampai pengujung Desember mendatang, jumlah penumpang di 15 bandara yang dikelola perseroan diperkirakan hanya mencapai 26 juta orang.
“Ini masih jauh dari angka normal. Kami catat pada 2018 (jumlah penumpang) sampai 96 juta. Kalau dibandingkan dengan 2020 juga masih rendah. Tahun 2020 sebanyak 32 juta (penumpang),” tutur Faik saat ditemui di kawasan Pasar Baru, Rabu, 17 November lalu.
Baca juga: Maskapai Penerbangan Murah Berlomba Menarik Minat Penumpang
Gelombang penyebaran Covid-19 yang memuncak pada kuartal III dan pembatasan skala besar menjadi salah satu penyebab pergerakan penumpang selama 2021 anjlol. Meski demikian, Faik mengatakan trafik penumpang di bandara milik Angkasa Pura I berangsur membaik pada kuartal IV.
Per November, rata-rata jumlah penumpang per hari tercatat 105 ribu orang. Angka itu nyaris 50 persen dari jumlah pergerakan pada masa normal yang menembus 230 ribu orang per hari.
Baca juga: Super Air Jet Siapkan Strategi Gaet Penumpang pada Penerbangan Perdana
Naiknya jumlah penumpang para kuartal terakhir 2021 dipengaruhi oleh pelonggaran persyaratan penerbangan dan penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di hampir semua wilayah.
“Waktu penumpang masih harus (wajib) PCR, rata-rata pergerakan per hari 64 ribu,” ujar Faik.
Dengan posisi pergerakan penumpang saat ini, Faik menyatakan perseroan belum dapat menikmati keuntungan dari pendapatan untuk sisi penumpang atau belum mencapai break even point (BEP). Untuk menyentuh titik BEP, pergerakan penumpang harus menembus setidaknya 140 ribu per hari.