TEMPO.CO, Jakarta - Kabar pemerintah akan menggelar program vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster membuat masyarakat segera mencari tahu kisaran harga vaksin tersebut.
Sejumlah pesan pendek berisi merek Vaksin Covid-19 sebagai booster dan rentang harga yang berlaku beredar luas di masyarakat lewat aplikasi perpesanan. Sejumlah merek mulai dari Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna hingga Pfizer disebut-sebut bakal menjadi pilihan vaksin booster dengan kisaran harga dari Rp 60 ribuan hingga Rp 322 ribuan.
Lalu bagaimana sebenarnya detail program vaksinasi dosis ketiga itu?
Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada pertengahan Oktober lalu telah memberi arahan bahwa vaksin booster untuk dilaksanakan pada awal tahun depan. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers.
"Jadi diminta untuk dipersiapkan mekanismenya yang berbasis PBI dan non-PBI," ujar Airlangga dalam konferensi pers online, Senin, 18 Oktober 2021. Skema ini dibahas untuk mengantisipasi terjadinya gelombang ketiga Covid-19.
Sebelumnya, Airlangga sempat menjelaskan penyelenggaraan booster akan menggunakan beberapa skema. Pertama, secara gratis. Vaksin booster gratis akan diberikan kepada masyarakat yang masuk dalam kelompok penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Sementara kebutuhan dananya akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Ini ada kebutuhannya adalah dengan populasi 87,4 juta jiwa. Kebutuhannya 97,1 juta dosis," kata Airlangga, akhir September lalu.
Lalu, kebutuhan untuk anak berusia 12 tahun sebanyak 9,9 juta dosis. Vaksin diberikan untuk 4,4 juta orang. Kemudian, terdapat 27,2 juta orang yang akan didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). "Totalnya 137,2 juta dosis," ujar Airlangga.