TEMPO.CO, Jakarta - Pada 28 Oktober 2021, CEO Facebook, Mark Zuckerberg, resmi mengubah nama perusahaannya menjadi “Meta”. Dilansir dari npr.org, perubahan nama tersebut berkaitan dengan visi Mark Zuckerberg untuk membangun metaverse, sebuah dunia virtual yang dibangun berdasarkan teknologi media sosial. Berbagai perdebatan mewarnai visi metaverse Zuckerberg tersebut.
Salah satu perdebatan yang kerap muncul berkaitan dengan motif ekonomi di balik pembuatan metaverse tersebut. Dilansir dari fortune.com, Zuckerberg belum mengungkapkan secara eksplisit mengenai motif ekonomi yang kemudian memotivasi perusahaannya untuk membangun metaverse. Ia hanya mengatakan bahwa metaverse nantinya akan mampu meraup miliaran pengguna. Di antara miliaran pengguna, beberapa merupakan investor, content creator, hingga e-commerce dengan aset miliaran dolar AS.
Lebih lanjut, sebagaimana dilansir dari octalysisgroup.com, metaverse diperkirakan akan menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Pemilik metaverse mampu memasang jutaan iklan berbiaya tinggi kepada para penghuni metaverse. Selain itu, banyak developer perangkat lunak dan game yang kemudian akan mengintegrasikan produk mereka ke dalam metaverse. Pemilik metaverse akan mampu meraup keuntungan dari berbagai kesempatan tersebut.
Selain berbagai kesempatan meraup untung, metaverse diperkirakan juga akan bersahabat dengan berbagai jenis aktivitas bisnis. Dilansir dari forbes.com, metaverse diperkirakan mampu meningkatkan keuntungan e-commerce yang mengadopsi teknologinya. Sebab, metaverse mampu membawa toko virtual langsung kepada para konsumennya. Hubungan dan transaksi antara penjual dan pembeli pun mampu berlangsung lebih intens dalam metaverse dibandingkan dengan e-commerce konvensional.
Metaverse diperkirakan juga akan mendatangkan keuntungan bagi para pebisnis konvensional yang melebarkan sayapnya ke dunia digital. Salah satunya, sebagaimana dilansir dari datafloq.com, adalah Gucci yang mulai melebarkan produk busananya ke dunia virtual. Menyadari potensi dari dunia virtual, Gucci mulai menjual pakaian virtual untuk para pemain The Sims dan Pokemon Go. Langkah-langkah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan terbukanya potensi ekonomi dari metaverse.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca juga: Pengembang Game Pokemon Go Bikin Aplikasi Dunia Nyata Metaverse
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.