Efisiensi rute dan pemangkasan frekuensi merupakan salah satu rencana bisnis Garuda yang tercantum dalam proposal restrukturisasi. Maskapai ekor biru yang tengah menanggung kerugian mencapai US$ 9,8 miliar atau nyaris Rp 140 triliun itu sedang bernegosiasi dengan 32 lessor untuk menurunkan beban operasionalnya.
Adapun restrukturisasi membutuhkan waktu sekitar 270 hari. Selama proses restrukturisasi berlangsung, Irfan mengatakan Garuda harus memperoleh keuntungan.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko berujar Garuda akan menempuh tiga skema restrukturisasi. Pertama, Garuda bakal mengurangi jumlah pesawat dari 202 armada pada 2019 menjadi 134 pada 2022 selain memangkas rute dan frekensi. Pengurangan jumlah armada ini sejalan dengan pemangkasan jenis pesawat dari 13 menjadi tujuh.
“Ini memang jadi tantangan. Akan banyak airport (bandara) mengalami penurunan jumlah flight Garuda,” ujar Tiko.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Wamen BUMN Sebut Penerbangan Garuda Akan Makin Langka di Bandara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.