TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyoroti pelemahan yang terjadi pada konsumsi domestik pada kuartal III 2021 ini. Salah satunya yaitu konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 1,03 persen (year-on-year/yoy), atau lebih rendah daripada kuartal II 2021 yang tumbuh 5,96 persen (yoy).
Salah satu yang disoroti adalah pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman selain restoran, 4,15 persen menjadi minus 0,69 persen. Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menyebut kondisi ini salah satunya menunjukkan bantuan sosial alias bansos yang digelontorkan pemerintah tak banyak membantu peningkatan konsumsi.
"Karena pada proses kemarin agak relatif terlambat diterima dan ada pengurangan dari target sasaran, sehingga tidak cukup membantu," kata dia dalam konferensi pers virtual, Jumat, 5 November 2021.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 mencapai 3,51 persen (yoy), atau berbalik arah dari kuartal III 2020 yang -3,49 persen. Meski masih positif, Ahmad menilai sebenarnya ekonomi tidak tumbuh karena pada kuartal III 2019, ekonomi sudah tumbuh mencapai 5,01 persen (yoy).
Selain tidak tumbuh, Ahmad juga menilai ekonomi masih tertekan. Sebab, konsumsi domestik yang menopang 60 persen lebih ekonomi justru melemah. Konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03 persen (yoy) dan konsumsi pemerintah 0,66 persen (yoy).
Angka 0,66 persen ini lebih rendah dari kuartal II 2021 yang sebesar 8,03 persen (yoy). "Ini menunjukkan tidak efektifnya kebijakan fiskal di tengah pandemi," kata Ahmad.