TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Suminto mengatakan kesempatan Indonesia memegang keketuaan atau Presidensi G20 pada 2022 di Bali tidak boleh disia-siakan.
"Kepercayaan tersebut akan mempengaruhi persepsi para pelaku ekonomi di tingkat internasional terhadap perekonomian dalam negeri," kata Suminto dalam keterangannya yang diterima Tempo, Kamis, 4 November 2021.
Dengan kepercayaan tersebut, diharapkan akan mempermudah upaya pemerintah untuk mengundang investasi dari luar negeri, yang tentunya akan berdampak pada percepatan pemulihan perekonomian Indonesia.
Di saat semua negara tengah memulihkan diri dari dampak ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, Indonesia dipercaya memegang posisi keketuaan (presidensi) di G-20 tahun 2022, yang akan digelar di Bali. Nantinya, tema yang akan diusung adalah "Recover Together, Recover Stronger".
G20 merupakan forum yang beranggotakan sembilan belas negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia plus Uni Eropa. Forum tersebut merepresentasikan 85 persen perekonomian global, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, dan 66 persen penduduk dunia. Hanya Indonesia, negara dari Asia Tenggara yang berstatus sebagai anggota tetap.
Forum yang beranggotakan 19 negara dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar dan Uni Eropa percaya akan kemampuan Indonesia memulihkan diri dari pandemi. "Di saat yang bersamaan, dunia akan memantau bagaimana Indonesia melanjutkan program-program pemulihan," kata dia.
Perhelatan yang rencananya digelar di Bali pada 2022 tersebut, terdiri dari sejumlah pertemuan dari berbagai macam tingkatan, termasuk di tingkat menteri dan di tingkat kepala negara. Tentunya, pertemuan-pertemuan itu akan berdampak positif terhadap perekonomian di Bali, serta akan membuka banyak lapangan pekerjaan.
Tema "Recover Together, Recover Stronger," yang diusung untuk pertemuan tahun depan merupakan respon dari kondisi saat ini, di mana negara-negara di dunia masih berusaha memulihkan diri dari dampak ekonomi yang disebabkan pandemi. Dimana hal tersebut diyakini masih akan terasa hingga tahun 2022 mendatang.
G20 juga dikenal sebagai forum yang lebih luwes dibandingkan forum seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Oleh sebab itu, G-20 menjadi sangat adaptif dalam menyediakan kerangka pembahasan agenda tata kelola ekonomi global yang solutif dan akomodatif berbasis konsensus. Selain itu, G20 juga dikenal dengan kepatuhan para anggotanya melaksanakan kesepakatan.
Bisa dikatakan, posisi presidensi G20 menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi Covid-19. Jika amanah tersebut dapat diemban dengan baik, maka kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia akan kembali meningkat, serta banyak dampak positif yang bisa dirasakan.
FAIRUZ AMANDA PUTRI
Baca Juga: Mengenal Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan yang Diundang Jokowi ke G20 Bali
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.