TEMPO.CO, Jakarta - Persiapan operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung terus dilakukan. Selain pembangunan infrastruktur fisik, saat ini rangkaian kereta atau Electric Multiple Unit (EMU) untuk proyek tersebut sudah memasuki tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang. Pabrik itu berada di Qingdao, Cina, dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi internasional ISO 9001.
EMU untuk kereta cepat Jakarta-Bandung itu mulai diproduksi sejak akhir Mei 2021. EMU dengan tipe CR400AF didesain dengan penggunaan energi yang rendah sehingga sangat ramah lingkungan. Tipe EMU ini juga memiliki fitur keselamatan yang sudah diperkuat dan paling mutakhir. Dengan bantuan dari Operation Command Center (OCC), EMU ini juga dihubungkan dengan peralatan pemantau bahaya akibat gejala alam, diantaranya curah hujan tinggi, angin kencang, gempa bumi, serta obyek asing dan tahan api.
“Kereta yang digunakan lebih cepat dari kereta konvensional yang sudah ada, lebih modern. Termasuk dilengkapi dengan monitoring system di dalam kabinnya, seperti monitoring pantograf, suhu ruangan, tegangan dan arus listrik, status pintu di tiap kereta dan lain sebagainya. Selain itu Material EMU dibuat fire resistance atau tahan api menyesuaikan standard yang ada,” kata Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Tak hanya itu, Dwiyana menjelaskan EMU untuk KCJB dirancang mampu meminimalisir getaran dan kebisingan. Dengan begitu, penumpang dapat merasakan pengalaman menaiki kereta yang dapat melaju hingga kecepatan operasi 350 kilometer per jam dengan nyaman. Adapun kecepatan desain adalah 400 kilometer per jam. “Kebisingan dan getaran EMU yang digunakan untuk rangkaian kereta cepat berada di level yang paling rendah atau minimum,” ujarnya.
Menurut Dwiyana, salah satu alasan kenyamanan di dalam kereta cepat dapat terjadi karena pengadopsian dari teknologi canggih dari Bogie menggunakan sistem suspensi yang terdiri dari suspensi primer menggunakan cylindrical helical spring dan suspensi sekunder menggunakan air spring serta dilengkapi dengan peredam. Comfort index beserta Stability index dipantau dengan sangat ketat.
Ia menyebut kecanggihan EMU KCJB juga dapat ditemukan pada sistem pengoperasiannya yang sudah menggunakan teknologi ATP (Automatic Train Protection) sesuai dengan standar yang disyaratkan dalam kereta kecepatan tinggi, serta standar Cina dan dunia. Sistem ini disebut sudah terbukti mampu menunjang keselamatan dan diakui oleh industri kereta cepat dunia.
Desain EMU yang digunakan pada KCJB pun, kata Dwiyana, memiliki muatan lokal. Pada desain eksterior, EMU untuk proyek KCJB memiliki warna merah dan silver dengan bentuk luar yang sekilas mirip Komodo. Hal ini tercermin pula di eksterior EMU KCJB yang menggunakan motif corak segitiga yang merepresentasikan sisik Komodo.