TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini soal dampak fenomena La Nina yang terjadi akhir 2021 sampai awal 2022. Salah satunya, BMKG memperingatkan soal potensi badai tropis yang bakal sering terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Januari dan Februari 2022.
"Ini perlu kewaspadaan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat koordinasi nasional virtual BMKG, Jumat, 29 Oktober 2021.
Sebelumnya, peringatan dini La Nina sudah disampaikan BMKG sejak 18 Oktober 2021. Saat itu, anomali pendinginan suhu permukaan laut di Samudera Pasific ekuator telah melewati ambang batas kejadian La Nina dan terus meningkat sampai sekarang.
Sehingga, BMKG akan terjadi fenomena La Nina dengan skala lemah hingga moderat, yang akan berlangsung hingga Februari 2022. Berdasarkan skala yang sama di tahun lalu, BMKG menyebut fenomena ini akan membuat curah hujan naik 20 sampai 70 persen.
Lalu dalam beberapa bulan ke depan, NTT adalah salah satu daerah yang mengalami kenaikan curah hujan. Terutama pada Februari 2022, di mana NTT curah hujan di daerah ini diprediksi paling tinggi.
Prediksi ini disampaikan BMKG setelah memperhatikan tren yang terjadi di akhir tahun lalu, karena juga muncul La Nina skala lemah dan moderat. Pola ini yang diprediksi akan kembali terjadi di akhir tahun ini.
BMKG mencatat misalnyua pada Desember 2020, curah hujan meningkat 70 sampai 100 persen di NTT, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara. Akan tetapi, penurunan curah hujan menuju kekeringan justru terjadi di Sumatera dan Kalimantan Barat.