Sebagai upaya memulihkan kondisi perusahaan, ujar dia, Garuda melakukan restrukturisasi. "Langkah restrukturisasi tersebut yang saat ini terus kami perkuat melalui sinergitas BUMN salah satunya bersama Pertamina. Pada akhir tahun 2020 lalu kami berhasil memperoleh kesepakatan perpanjangan waktu pembayaran kewajiban usaha selama tiga tahun dari total outstanding yang tercatat hingga akhir tahun 2020 terhadap Pertamina," tutur Irfan.
Ia menambahkan, Garuda akan memperkuat bisnisnya melalui penjajakan restrukturisasi lanjutan bersama Pertamina untuk kewajiban usaha yang tercatat pada 2021. Ia meyakini upaya bersama Pertamina akan menjadi fondasi fundamental bagi kelangsungan bisnis maskapai.
“Garuda Indonesia memastikan bahwa seluruh aspek kegiatan operasional penerbangan akan tetap berlangsung dengan normal. Kami berkomitmen untuk senantiasa mengoptimalkan standar layanan penerbangan yang aman dan nyaman,” ujar Irfan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Posisi Garuda Disebut Tidak Mudah Digantikan Pelita Air, Apa Alasannya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
CATATAN REVISI: Artikel ini telah diedit pada pukul 11.52 WIB, Jumat, 29 Oktober 2021, dengan mengganti judul dan menambahkan keterangan Anwar Abbas sebagai dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul awal "Wakil Ketua MUI: Kalau Garuda Bangkrut, Apalagi yang Bisa Dibanggakan?" direvisi menjadi "Anwar Abbas: Kalau Garuda Bangkrut, Apalagi yang Bisa Dibanggakan?".