TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, mengatakan kecelakaan kereta layang ringan atau LRT Jabodebek bisa menggerus kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi tersebut.
“Dampaknya terutama adalah reputasi dan kepercayaan masyarakat kalau proyek sudah selesai. Padahal proyek ini digadang-gadang bisa meningkatkan minat masyarakat untuk beralih ke moda umum,” ujar Abra saat dihubungi pada Senin malam, 25 Oktober.
LRT Jabodebek mengalami kecelakaan saat menjalani uji coba dinamis pada Senin, 25 Oktober 2021, di Stasiun Cibubur-Ciracas.
Menurut Abra, penurunan kepercayaan masyarakat akan mengganggu tingkat okupansi penumpang yang telah ditargetkan oleh konsorsium LRT bila kereta itu beroperasi secara komersial. Jika tak mencapai okupansi tertentu, biaya investasi untuk operasional tidak akan tertutup.
Padahal, Abra melanjutkan, biaya penyelesaian proyek ini sudah mengalami pembengkakan atau cost overrun karena mundurnya jadwal operasional secara komersial.
Proyek dengan nilai investasi Rp 23 triliun itu molor dari semula ditargetkan beroperasi pada 2021 menjadi 2022. Kemunduran jadwal operasional tersebut akan menambah beban bunga atau interest.