TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan krisis karena Covid-19 memiliki dampak langsung terhadap keuangan negara. Musababnya krisis tersebut menyebabkan kegiatan masyarakat lumpuh dan aktivitas perekonomian berhenti sehingga negara harus memberikan jaminan bantuan sosial.
“Krisis pandemi ini krisis ketiga, yang kena hit langsung adalah keuangan negara. Karena krisis ini mengancam jiwa, menyebabkan kita harus mengambil langkah mengamankan dan menyelamatkan jiwa orang dan implikasinya banyak,” ujar Sri Mulyani dalam diskusi launching buku Kontan yang digelar secara virtual, Ahad, 24 Oktober 2021.
Sri Mulyani bercerita, penyebab krisis pandemi Covid-19 berbeda dengan krisis-krisis sebelumnya. Pada 1998, krisis terjadi karena balance of payment (BOP). Kemudian pada 2008, krisis terjadi akibat sektor keuangan global.
Namun ketiga krisis itu memiliki dampak dan karakteristik yang sama, yaitu sama-sama menekan keuangan negara. Serupa dengan krisis-krisis sebelumnya, pada masa pandemi Covid-19, Sri Mulyani mengatakan negara hadir membantu neraca keuangan yang berjatuhan, baik dari sisi rumah tangga, perusahaan, maupun perbankan.
Melalui regulasi yang dirancang saat krisis, celah defisit dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) diperlebar untuk dana pemulihan ekonomi nasional. Dana pemulihan ini salah satunya digunakan untuk menaikkan anggaran bantuan sosial (bansos) hingga belanja kebutuhan kesehatan.