Jika dilihat secara keseluruhan, portofolio total kredit dan obligasi korporasi naik 4,5 persen menjadi Rp 630,2 triliun. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh membaiknya permintaan dari segmen korporasi dan KPR, di mana kredit pada kedua segmen tersebut masing-masing naik 7,1 persen dan 6,5 persen mencapai Rp 269,9 triliun dan Rp 95,1 triliun.
Pada periode yang sama, kredit komersial dan UKM BCA rebound atau naik 1,5 persen yoy menjadi Rp 185,4 triliun. Sementara itu, KKB turun 7,6 persen yoy menjadi Rp 35,6 triliun, meski koreksinya membaik dari periode sebelumnya.
Sedangkan saldo outstanding kartu kredit dan lainnya naik 1,2 persen menjadi Rp 13,9 triliun. Secara total, portofolio kredit konsumer juga berhasil membaik dengan tumbuh 2,1 persen yoy menjadi Rp 144,7 triliun.
BCA, kata Jahja, terus mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG), ditandai dengan komitmen penyaluran kredit kepada sektor-sektor berkelanjutan yang naik 25,6 persen yoy menjadi Rp143,1 triliun. "Nilai ini berkontribusi 23,6 persen bagi total portofolio kredit, di antaranya mencakup pembiayaan kepada sektor UKM, pengelolaan sumber daya alam dan lahan yang berkelanjutan, dan energi terbarukan,” ujarnya.
Dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang solid pada triwulan III 2021. CASA naik 21 persen yoy mencapai Rp 721,8 triliun per September 2021. Sementara itu, deposito juga meningkat 9,7 persen yoy menjadi Rp201,9 triliun.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik sebesar 18,3 persen yoy menjadi Rp 923,7 triliun, sehingga mendorong total aset BCA tumbuh 16,5 persen yoy mencapai Rp 1.169,3 triliun. Pendanaan CASA yang solid ditopang kinerja BCA dalam mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi, terutama dalam memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah.