Jokowi juga ingin pengembangan biodiesel di Indonesia bisa kian mendorong energi baru terbarukan yang akan meningkatkan kualitas lingkungan. "Melalui kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca. Pilihan untuk memperkuat biodiesel sangat-sangat strategis ke depan," katanya.
Dengan optimalisasi biodesel untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. "Kemudian menekan besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor solar. Artinya kalau kita sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel di sini, dijadikan campuran menjadi solar, impor kita juga akan turun drastis," ucap Jokowi.
Pada tahun 2020, kata kepala negara, Indonesia sudah menghemat devisa sebesar Rp 38 triliun dari produksi biodiesel. "Diperkirakan pada 2021 akan menghemat devisa Rp 56 triliun dan yang paling penting menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak," tuturnya.
Hal-hal seperti ini, kata Jokowi, ditunggu-tunggu masyarakat dari pembangunan smelter ataupun pabrik biodiesel yakni bisa membuka lapangan pekerjaan.
Amran Sulaiman yang menjabat sebagai Komisaris PT Jhonlin Agro Raya menjelaskan total investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pabrik biodiesel selama dua tahun itu mencapai Rp 2 triliun. Rencananya pabrik ini akan menghasilkan produksi biodiesel setara kualitas B30 sebesar 1.500 ton per hari. Pabrik juga akan mengembangkan produksi B50 dalam waktu dekat.
PT Jhonlin Grup berada di kawasan seluas 730 hektare dengan 12 industri yang terdiri dari pabrik biodiesel, pabrik minyak goreng, dan direncanakan pembangunan 4 unit smelter pada 2023. Kelompok usaha itu mempekerjakan karyawan langsung sebanyak 20 ribu orang dengan total realisasi investasi sebesar Rp 29 triliun.
Baca: PCR jadi Syarat Penerbangan, Lion Air Tawarkan Tarif Tes Mulai dari Rp 250.000
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.