Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN di atas rata-rata penyaluran kredit perbankan nasional. Data Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan nasional hanya naik di level 2,21 persen per September 2021.
Kualitas kredit yang dikucurkan BTN juga membaik hampir di seluruh segmen. Tingkat kredit bermasalah atau NPL gross bisa ditekan menjadi 3,94 persen dari 4,56 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di saat yang sama, perseroan meningkatkan rasio pencadangan (coverage ratio) sebesar 1.410 bps (yoy) menjadi 125,46 persen pada akhir September tahun ini dari 111,36 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada kuartal ketiga tahun ini, BTN juga bisa menggenjot komposisi dana murah (Current Account and Savings Account/CASA). Dari total DPK naik 6,56 persen (yoy) menjadi Rp 291,26 triliun per September 2021, komposisi dana murah meningkat jadi 41,53 persen dari 36,96 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun giro dan tabungan BTN tumbuh masing-masing sebesar 16,81 persen dan 24,55 persen (yoy). Komposisi CASA yang meningkat tersebut membuat perseroan berhasil menekan biaya dana sebesar 170 basis poin secara tahunan dari 4,98 persen menjadi 3,28 persen pada September 2021.
Dengan kenaikan kredit dan DPK yang cukup signifikan itu, aset BTN tercatat tumbuh 3,1 persen menjadi Rp 368,05 triliun per 30 September 2021. "Kinerja positif yang diraih Bank BTN ini tidak terlepas dari dukungan semua stakeholder terutama Pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan serta OJK dan BI yang kebijakannya selama ini mendukung pertumbuhan industri perbankan dan sektor properti," ujar Haru.
ANTARA
Baca: PCR jadi Syarat Penerbangan, Lion Air Tawarkan Tarif Tes Mulai dari Rp 250.000
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.