TEMPO.CO, Jakarta – Penggunaan fitur PayLater atau bayar nanti pada sejumlah e-commerce mempermudah masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, mulai dari berbelanja barang hingga jasa. Sebagaimana dikutip dari Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Edisi 2021, PayLater menjadi tren sistem pembayaran yang banyak digandrungi para pembeli, khususnya generasi milenial. Kendati menawarkan sejumlah kemudahan dan efisiensi, tetapi keberadaan layanan PayLater dapat berpotensi menimbulkan permasalahan ke depannya, khususnya bagi keuangan para penggunanya.
Melansir laman repositori.usu.ac.id, layanan PayLater sejatinya memiliki kesamaan sistem pembayaran dengan kartu kredit. Pengguna yang mengaktifkan fitur ini pada e-commerce langganannya dapat membeli barang atau jasa dengan sistem pembayaran dicicil. Sebenarnya keberadaan fitur layanan ini dapat meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
Namun, jika pengguna tidak berhati-hati dan tidak memiliki manajemen keuangan yang baik, pengguna dapat terjebak dalam jeratan utang atau cicilan karena memakai layanan PayLater ini. Oleh karena itu, pertimbangkan lima hal berikut sebelum memutuskan untuk mengaktifkan fitur PayLater.
Perilaku Konsumtif
Kemudahan fitur PayLater yang ditawarkan menimbulkan dampak buruk bagi diri sendiri. Mengutip laman banksinarmas.com, pengguna jadi mudah ‘terlena’ untuk membeli barang tanpa pikir panjang. Hal ini dapat mendorong pengguna terjerumus membeli barang di luar kebutuhannya.
Keuangan Menjadi Terganggu
Cicilan akibat penggunaan sistem PayLater dengan jangka waktu tertentu bisa memengaruhi kondisi finansial. Keberadaan ‘utang’ tersebut dapat meningkatkan pengeluaran sehingga menganggu manajemen keuangan yang sudah dirancang sebelumnya.
Biaya Tambahan dan Bunga
Mengutip Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Edisi 2021, risiko PayLater berikutnya adalah keberadaan beban biaya tambahan atau bunga ketika membeli barang atau jasa menggunakan fitur ini. Iming-iming layanan PayLater, berupa kemudahan dan efektivitas, membuat sebagian orang luput memperhatikan detail biaya. Hal ini tentunya menambah pengeluaran finansial.
BI Checking
Ketika pengguna terlambat membayarkan tagihan PayLater dapat menodai BI Checking-nya. Melansir laman cimbniaga.co.id, buruknya riwayat pembayaran kredit membuat seseorang akan kesulitan ketika akan mengajukan kredit kembali.
Peretasan Identitas
Datadiri yang diunggah pada situs atau aplikasi e-commerce dengan PayLater tidak menjamin keamanannya. Sebagaimana dijelaskan dalam Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Edisi 2021, risko peretasan database oleh para cyber crime untuk hal-hal yang tidak bertanggungjawab tetap ada.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Alasan Orang Lebih Memilih PayLater Dibandingkan Kartu Kredit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.