TEMPO.CO, Gresik - Deretan perahu bersandar di pantai dekat perbatasan Gresik-Lamongan, tepatnya di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur, itu seolah tak bertuan. Selama seminggu terakhir tak terlihat aktivitas para nelayan di wilayah tersebut karena bahan bakar minyak atau BBM jenis solar telah menghilang dari peredaran.
Kelangkaan solar di wilayah Pantai Utara atau Pantura Jatim tak hanya terjadi di Kabupaten Gresik, tapi juga Lamongan, Tuban dan Bojonegoro. Akibatnya, kalangan nelayan hanya bisa pasrah tanpa tahu pasti kapan mereka dapat kembali melaut.
Perahu-perahu itu tak jarang terombang-ambing air laut dan tak ada nelayan yang mengoperasikannya karena solar sebagai bahan bakar utama mesin diesel mendadak lenyap. Aktivitas nelayan berubah menjadi hanya seputar memperbaiki jaring, mesin hingga bercengkerama dengan nelayan lain.
Salah satu nelayan di Desa Campurejo, Solihun bercerita bahwa ia sudah tak melaut selama lima hari akibat kelangkaan solar. Ia sangat terpukul dengan kenyataan bahwa bahan bakar minyak yang sangat dibutuhkannya menjadi sangat sulit diperoleh.
"Mau beli di SPBU terdekat, kuotanya juga dibatasi. Belum lagi kalau dapat harus mengantre panjang. Kalau harus nyari keluar, stoknya kosong," ucap Solihun.
Akibatnya, pria berusia 53 tahun itu terpaksa tak melaut. Saat ini tercatat ada ratusan nelayan seperti Solihun yang memilih tak melaut karena kelangkaan solar tersebut.