TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Tenaga Kerja mengklaim terjadi tren positif dalam kondisi ketenagakerjaan di masa pandemi virus corona. Sekretaris Jenderal Kemenaker Anwar Sanusi mengklaim hal ini dampak dari peningkatan penempatan tenaga kerja.
Anwar mengatakan kebijakan pemerintah pada masa awal pandemi dalam bidang ketenagakerjaan adalah membatasi penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) diberbagai negara tujuan. Namun data per Februari 2021 menunjukkan tingkat pengangguran berkurang sekitar 8,75 juta orang atau sebesar 6,26 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di wilayah perkotaan juga turun menjadi 8 persen.
"Selama 2020 hingga Februari 2021, pekerjaan paruh waktu menunjukkan tren konsisten dan penduduk setengah menganggur juga mengalami perbaikan," kata Anwar dalam webinar yang bertajuk Peran Pemuda dalam Mencerdaskan Anak PMI di Tanah Perantauan, dikutip dari laman resmi Kementerian Ketenagakerjaan, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Penelitian International Labour Organization 2020 menunjukkan sektor informal masih mendominasi dari tujuan PMI tersebut. Sekitar 2 miliar pekerja sektor informal sebagai besar berasal dari negara berkembang.
"Selama 2020 hingga Februari 2021, pekerjaan paruh waktu menunjukkan tren konsisten dan penduduk setengah menganggur juga mengalami perbaikan," lanjut Anwar Sanusi.
Menurut Anwar, Kemnaker telah memiliki program Desmigratif yang melibatkan Kementerian/Lembaga untuk memberdayakan, melindungi PMI melalui empat kegiatan utama. Yakni membangun pusat layanan migrasi, menumbuhkan kembangkan usaha-usaha produktif keluarga PMI dan PMI purna, pembentukan comunity parenting serta mengembangkan koperasi sebagai penguatan usaha produktif.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca juga:
Ternyata, Sebanyak 220.000 Warga Kabupaten Bekasi Jadi Pengangguran
