TEMPO.CO, Jakarta - Krisis energi yang tengah melanda sejumlah negara diperkirakan bakal berimbas ke seluruh negara, termasuk Indonesia. Pasalnya, Indonesia hingga kini masih bergantung pada impor bahan bakar.
Gubernur Indonesia untuk OPEC 2015 - 2016 Widhyawan Prawiraatmadja menjelaskan, salah satu dampak timbul adalah lonjakan harga bahan bakar minyak, minyak mentah dan LPG. Namun selain itu, Indonesia juga diuntungkan karena menjadi eksportir batu bara dan LNG yang diharapkan bisa membantu menyeimbangkan neraca perdagangan.
“Harga energi yang melonjak akan berdampak pada peningkatan harga komoditas lain serta layanan jasa, sehingga dapat mengancam kenaikan inflasi melebihi target,” ujar Widhyawan, Ahad, 10 Oktober 2021.
Sebelumnya diberitakan harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman Desember pada akhir perdagangan Sabtu pagi di Asia, 9 Oktober 201, naik 44 sen atau 0,5 persen menjadi US$ 82,39 per barel. Di awal pekan ini, harga komoditas acuan global itu menembus rekor tertinggi selama tiga tahun belakangan di level US$ 83,47 per barel.
Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November melonjak 1,3 persen atau sekitar US$ 1,05 menjadi US$ 79,35 per barel. Kenaikan harga tersebut adalah yang tertinggi untuk minyak AS sejak 31 Oktober 2014.