TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pemasok Batu Bara dan Energi Indonesia (ASPEBINDO), Anggawira, mengatakan para pemasok batu bara harus memperhatikan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri, meskipun harga komoditas tambang ini terus melejit dalam perdagangan dunia.
“Harga batu bara saat ini masuk dalam harga tertinggi dalam satu dekade, hal ini tentu menjadi sangat menggiurkan bagi kami para pemasok batu bara namun ini bisa berdampak buruk jika kita tidak mengamankan kebutuhan negeri kita sendiri,” kata Anggawira dalam keterangan tertulis, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Anggawira melihat harga batu bara belakangan ini benar-benar tak terhentikan. Pada perdagangan di pasar ICE Newcastle, Australia, pada Selasa 5 Oktober 2021, harga batu bara ditutup pada level US$ 280 per ton. Harga itu melonjak 12,45 persen dibandingkan hari sebelumnya, sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.
Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, realisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batu bara hingga, Rabu. 6 Oktober 2021, tercatat telah menembus Rp 49,84 triliun.
Jumlah penerimaan ini bahkan telah melampaui target satu tahun penuh yang direncanakan sebesar Rp 39,1 triliun. Artinya, realisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan minerba telah mencapai 127,45 persem dari target tahun ini.
Untuk menjamin pasokan dalam negeri, Anggawira mengajak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral agar saling berkolaborasi dengan asosiasinua. Mengingat, total penerimaan negara dari sektor minerba saat ini mencapai sekitar 75-80 persen berasal dari batu bara saja.
"Tidak menampik bahwa pemasok batu bara mendapat keuntungan dengan naiknya harga batu bara, namun jika hanya memikirkan laba pengusaha batu bara bisa saja menjual ke luar Indonesia. Hal ini yang perlu menjadi perhatian untuk para pengusaha pemasok batu bara dan juga Kementerian agar kebutuhan dalam negeri untuk kebutuhan pasokan PLN," kata Anggawira.
Anggawira pun mengingatkan agar momentum ini dimanfaatkan dengan baik untuk para pengusaha pemasok batu bara dan juga pemerintah agar bisa memaksimalkan penerimaan negara. "Tapi juga jangan sampai PLN kesulitan batu bara."
BACA: Analisis Arcandra Tahar Soal Melonjaknya Harga Gas setelah Batu Bara di Eropa
CAESAR AKBAR