TEMPO.CO, Jakarta - Analis Samuel Sekuritas Indonesia, M Alfatih, melihat Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG menguat mendekati target kenaikan jangka pendek di level 6.400.
"Target selanjutnya 6.500-6.700. Namun, selalu ada kemungkinan koreksi dengan kisaran 6.380-6.535," ujar analis Samuel Sekuritas Indonesia Alfatih dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Oktober 2021.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup di level 6.417,3 atau naik 2,06 persen dari penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan hari ini, Alfatih mencermati pergerakan tujuh saham. Pertama, saham Bank Rakyat Indonesia atau BBRI. Harga saham emiten perbankan pelat merah ini diperkirakan bakal menguji resistance di level 4.130.
Ia memprediksi kemungkinan koreksi ke level 3.960-4.060. Namun, apabila harga mampu melampaui dan bertahan di atas 4.130, maka resistance selanjutnya berada di level 4.260-4.400.
Kemudian, harga saham Bank Central Asia alias BBCA diperkirakan naik dengan running gap. Dengan demikian, ia memperkirakan target kenaikan ada di level 36.300-37.000. Adapun support berada di level 35.300.
Selanjutnya, saham Astra Internasional atau ASII diperkirakan naik ke arah target teoritis 6.100-6.300. Alfatih mengatakan koreksi mungkin terjadi dalam tren naik, dengan support di level 5.800.
Berikutnya, Harga Perusahaan Gas Negara Tbk alias PGAS disebut sudah mendekati area resistance 1.465-1.530, sehingga sangat rawan aksi profit taking."Bahkan jika harga turun di bawah 1.400, maka gap yang terjadi di 4-5 Oktober 2021 lalu menjadi exhaust gap sebagai ciri akhir tren naik," ujar Alfatih.
Pada saham Telkom Indonesia alias TLKM, Alfatih melihat pola tren naik berlanjut. Support terdekat saat ini di level 3690, sebagai batas risiko jangka pendek. Adapun resistance berada di 3.800-3.850, lalu 4.050.
Untuk saham Bukit Asam atau PTBA, Alfatih mengatakan harga sudah mencapai area resistance kuat di sekitar 3.000-3.175, dan cenderung melemah ke arah support 2.810-2.725-2.590."Tren akan berlanjut naik, jika mampu tembus dan bertahan di atas 3.000-3.175," kata Alfatih.
Terakhir, harga saham LSIP sudah mencapai area resistance kuat di 1.480, pola sejak Desember 2017. Umumnya, akan terjadi koreksi dulu sebelum mampu tembus resistance kuat ini. "Support 1.370-1.315. Resistance berikutnya di 1.580-1.740, lalu 2.000," ujar Alfatih.
Baca Juga: Samuel Sekuritas: IHSG Menuju Tren Naik Jangka Panjang, Menguji Level 6.400