TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan pemerintah telah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL PLN 2021-2030, dengan memperbesar porsi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).
"RUPTL PLN 2021-2030 saat ini merupakan RUPTL lebih hijau, karena porsi penambahan pembangkit EBT sebesar 51,6 persen, lebih besar dibandingkan penambahan pembangkit fosil sebesar 48,4 persen," kata Arifin dalam konferensi pers virtual, Selasa, 5 Oktober 2021.
Dia menuturkan target bauran EBT dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) adalah 23 persen pada 2025. Sedangkan realisasi yang hingga akhir 2020 baru mencapai sekitar 14 persen.
"Menjadi perhatian serius dari Pemerintah untuk penyediaan tenaga listrik ke depan," ujarnya.
Pemerintah Indonesia, kata Arifin, terus terlibat aktif dalam memenuhi Paris Agreement. Dia mengatakan tuntutan untuk industri menggunakan energi yang hijau dan penyediaan listrik dari sumber energi yang rendah karbon menjadi tantangan tersendiri dalam penyediaan energi di Indonesia.
Pertumbuhan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19 juga berdampak pada pertumbuhan listrik yang menyebabkan beberapa sistem besar seperti sistem kelistrikan Jawa-Bali dan sistem Sumatera berpotensi over supply.
"Oleh karena itu pertumbuhan listrik pada RUPTL sebelumnya sudah tidak sesuai, untuk itu pada RUPTL PLN 2021-2030 diproyeksikan hanya tumbuh rata-rata sekitar 4,9 persen, dari yang sebelumnya 6,4 persen," ujarnya.