TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup menguat, seiring turunnya imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup menguat 41 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.267 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.308 per dolar AS.
"Pasar masih dipengaruhi oleh perkembangan sentimen global, terkait dengan pergerakan imbal hasil US Treasury yang cenderung turun, sudah kembali di bawah 1,5 persen dan indeks dolar yang juga mulai menurun," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Senin 5 Oktober 2021.
Sementara itu dari dalam negeri, pada akhir pekan lalu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi 0,04 persen pada September 2021 yang disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas utama.
Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-September 2021 tercatat 0,80 persen, dan laju inflasi tahun ke tahun 1,60 persen. Menurut Rully, deflasi September ini menjadi sentimen positif bagi rupiah.
"Sentimen cukup baik setelah data inflasi menunjukkan deflasi secara bulanan, di tengah banyaknya negara-negara di dunia yang mengalami kenaikan inflasi," ujar Rully.