Ketiga, pengembangan sistem transportasi multimoda. Pelindo dapat berperan mendorong integrasi pengiriman barang secara end-to-end dengan melibatkan perusahaan pelayaran dan operator transportasi jalan dan rel untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Analisis Pelni dan INSA menunjukkan biaya kepelabuhanan sekitar 31 persen dan biaya transportasi laut sekitar 19 persen, sementara biaya transportasi hinterland mencapai sekitar 50 persen.
Keempat, kontribusi terhadap pengurangan kesenjangan perekonomian antar wilayah. Pada tahun 2020, misalnya, distribusi Produk Domestik Bruto masih didominasi wilayah Jawa 58,75 persen dan Sumatera 21,36 persen.
Pelindo diharapkan akan berperan melalui pelabuhan-pelabuhannya di empat wilayah yang berkontribusi terhadap PDB masih rendah, yaitu Kalimantan 7,94 persen, Sulawesi 6,66 persen, Bali-Nusa Tenggara 2,94 persen, dan Papua 2,35 persen.
"Menurut UU No. 19/2003 tentang BUMN, selain mengejar keuntungan, salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN lainnya adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya," kata Setijadi.
Merger keempat Pelindo secara resmi terlaksana pada Jumat pekan lalu, 1 Oktober 2021. Merger itu ditandai dengan penandatanganan akta penggabungan keempat BUMN layanan jasa pelabuhan. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) menjadi surviving entity dengan peleburan ketiga perusahaan persero lainnya tersebut.
Baca: ORI020 Ditawarkan Hari Ini, Keuntungan Investasi Lebih Besar dari Deposito?