TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT memperkirakan laporan hasil investigasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 bakal molor hingga dua bulan. Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi atau KNKT Nurcahyo Utomo, mengatakan lembaganya masih memerlukan proses penyigian data untuk menemukan sebab-sebab kecelakaan.
“Mungkin ini tidak akan selesai dalam 12 bulan, Kemungkinan akan mundur 1-2 bulan dari yang seharusnya,” ujar Nurcahyo dalam acara pemberian penghargaan penemuan black box Sriwijaya Air di Jakarta, Kamis, 30 September 2021.
Hingga awal September 2021, KNKT telah menghimpun data sebanyak 79 gigabita dalam proses investigasi. Data itu meliputi perawatan pesawat SJ 182, pelatihan awak pesawat, prosedur terbang, prosedur perawatan, sistem pesawat, air traffic controller, hingga cuaca saat penerbangan.
Pada 24-28 Oktober, KNKT berencana mengadakan simulasi penerbangan yang mengalami kecelakaan bersama Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan. Simulasi dilakukan di Las Vegas Flight Academy yang berlokasi di Henderson Nevada.
Dari simulasi tersebut, KNKT akan melihat perilaku sistem autothrottle dengan kesesuaian terhadap desain. Autothrottle milik SJ 182 sebelumnya diduga mengalami masalah yang menyebabkan tuas sebelah kiri bergerak mundur.
Simulasi ini juga dilakukan untuk mengetahui petunjuk mengenai pergerakan tuas throttle, melihat beban kerja pilot dan kemampuannya mengenali petunjuk di cockpit, serta mencari tahu apakah tindakan pilot tersebut cukup untuk menangani keadaan sebelum kecelakaan. Kemudian, simulasi juga digelar untuk mengetahui bagaimana proses pemulihan dari kondisi sebelum kecelakaan terjadi.
Setelah simulasi selesai, proses investigasi akan memasuki tahap computer test. Selanjutnya, setelah tahap-tahap itu dilalui dan semua data yang dibutuhkan cukup, KNKT akan menyusun laporan final investigasi SJ 182.