TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah terus menggandeng seluruh pemangku kepentingan untuk mengangkat kuliner Indonesia mendunia. Salah satunya melalui program Indonesia Spice Up the World.
"Kami optimistis untuk menargetkan ekspor bumbu rempah mencapai dua miliar dolar (Rp 28,6 triliun, asumsi kurs Rp 14.300 per dolar AS) dan empat ribu restoran Indonesia hadir di mancanegara pada tahun 2024," ujar Luhut dalam Rakornas Parekraf Tahun 2021.
Program promosi produk rempah Tanah Air itu adalah salah satu upaya mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang belakangan terdampak oleh pandemi Covid-19. Luhut mengatakan perlunya langkah-langkah strategis dan inovatif agar roda perekonomian bisa tetap berjalan.
Pemerintah juga sudah memulai Gerakan Bangga Buatan Indonesia sejak tahun lalu. Ia mengatakan Gernas BBI telah melahirkan begitu banyak program kolaboratif untuk memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Hingga Juli 2021, kata Luhut, jumlah UMKM artisan Indonesa yang telah masuk ke e-commerce mencapai lebih dari 15 juta unit.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan program Indonesia Spice Up The World akan dimulai pada tahun ini dan dilaksanakan secara berkelanjutan hingga 2024.
Ia menuturkan selama lima tahun ke belakang, terjadi tren positif terhadap ekspor bumbu atau rempah olahan Indonesia. Menurut data yang dimilikinya, rata-rata pertumbuhan sebesar 2,95 persen selama lima tahun terakhir, dan pada 2020 nilai ekspor tercatat sejumlah US$ 1,02 miliar atau Rp 14 triliun.
Menurutnya, jenis-jenis bumbu yang akan dipromosikan adalah rendang, nasi goreng, sate, soto, gado-gado, serta bumbu pendukung lainnya seperti kecap manis dan kacang tanah.
“Sementara rempah prioritas untuk ekspor adalah lada, pala, cengkeh, jahe, kayu manis, dan vanilla,” kata Sandiaga Uno.
BACA: Luhut: Potensi Industri Game di RI Ternyata Sangat Besar, Capai Rp 28,6 Triliun
CAESAR AKBAR