TEMPO.CO, Jakarta - Generasi Z (Gen Z) atau mereka yang lahir antara 1995 dan 2010 merupakan generasi terbesar di dunia secara global. Haim Israil, kepala Investasi Tematik Riset Global bank of America, mengatakan Gen Z memiliki kekuatan finansial yang perkasa dan berhati-hati dalam menghabiskan uang mereka.
Namun di sisi lain, kata Israil seperti dikutip dari bofaml.com, Ahad, 26 September 2021, Gen Z berpotensi lebih konsumtif saat generasi sebelum mereka (baby boomers dan silent generation) mewariskan kekayaan triliunan dolar atau Great Wealth Transfer.
Bila tidak dikontrol, sikap konsumtif dan boros dapat menimbulkan suatu masalah keuangan, salah satunya adalah utang.
Berikut beberapa hal yang membuat Gen Z bisa terlilit utang.
- Gaya hidup
Gaya hidup menjadi penyebab utama dari masalah keuangan yang banyak dialami oleh Generasi Z. Meski memiliki kekuatan finansial, namun jika tidak bisa mengontrol diri bisa membuat Gen Z terlilit utang.
Salah satu kebiasaan yang bisa masalah keuangan adalah nongkrong di tempat-tempat yang fancy hampir setiap hari.
- Bergantung dengan kartu kredit
Kebiasaan menggunakan kartu kredit untuk pembelian barang yang tidak terlalu penting bisa menyebabkan masalah keuangan, misalnya menggunakan kartu kredit untuk membeli makan atau minum di kafe atau resto, belanja bulanan, ataupun membeli pakaian yang terlalu mahal.
- Menggunakan paylater
Saat ini, banyak Gen Z yang menggunakan paylater karena memberikan kelonggaran dalam hal pembayaran saat membeli suatu barang. Namun, tanpa disadari tagihan paylater bisa membengkak dan menimbulkan masalah keuangan karena pada dasarnya sistem paylater sama dengan sistem pada kartu kredit konvensional.
EIBEN HEIZIER
Baca juga:
Generasi Milenial dan Gen Z Terbelenggu YOLO, FOMO, dan Jadi Generasi Sandwich