TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menceritakan kerja para menteri di Kabinet Indonesia Maju dalam menangani pandemi Covid-19. Dia mengklaim tiap pekan, para pembantu presiden terus memikirkan strategi-strategi baru untuk menyusun kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan menyesuaikan kondisi penyebaran virus corona.
“Menteri-menteri sekarang itu matanya di bawah hitamnya banyak karena jarang tidur, karena selalu berpikir minggu ini kami punya strategi A, dua minggu ke depan strategi A itu bisa berlaku lagi apabila kondisi sudah berubah,” ujar Bahlil dalam diskusi survei nasional evaluasi publik terhadap penanganan pandemi oleh Indikator Politik Indonesia, Ahad, 26 September 2021.
Pemerintah, kata Bahlil, tidak memiliki acuan referensi untuk menangani pandemi karena wabah ini belum pernah terjadi sejak beberapa dekade sebelumnya. Bahkan, hal yang sama dirasakan oleh hampir semua negara di dunia.
Walhasil pemerintah terus memodifikasi konsep penanganan pandemi Covid-19 dengan mempertimbangkan ancaman munculnya varian-varian baru atau mutasi virus corona. Adapun berdasarkan kebijakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Bahlil mengatakan dalam menangani wabah, negara menjalankan konsep gas dan rem.
“Remnya bagaimana mengatasi pandemi, gasnya bagaimana agar tidak membiarkan ekonomi terpuruk. Ini posisi yang sulit,” ujar Bahlil.
Dia mengakui adanya temuan survei dari Indikator Politik Indonesia yang menyatakan 44,1 persen masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi saat ini. Bahlil tidak akan membantah survei itu, namun dia mengklaim bahwa kepercayaan publik terhadap pemerintah terus terbangun.