TEMPPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk atau BRI mencari pendanaan melalui right issue. Biro administrasi efek, Datindo Entrycom, mencatat aksi korporasi BRI ini telah menorehkan sejarah dengan melakukan rights issue terbesar di kawasan Asia Tenggara, peringkat ketiga Asia, dan nomor tujuh di dunia.
"Perseroan bangga atas keberhasilan aksi korporasi tersebut," kata Direktur Utama BRI Sunarso pada Jumat, 24 September 2021.
Tempo merangkum sejumlah fakta dalam proses right issue ini, berikut di antaranya:
Persetujuan di RUPSLB
Pada 22 Juli 2021, emiten BRI (BBRI) telah mendapatkan persetujuan rights issu dari mayoritas pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Rights issue dialkukan dengan mekanisme Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).
Nilai Rp 96 miliar
Dalam rights issue ini, BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B. Nilai nominalnya Rp 50 per saham atau sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD I.
Harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni Rp 3.400 per lembar saham. Pemerintah akan melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BRI dengan cara penyetoran saham dalam bentuk non cash (Inbreng) sesuai PP Nomor 73 Tahun 2021.
BRI juga menyatakan dana segar yang diraup dari publik melalui rights issue diperkirakan mencapai Rp 41 triliun. Namun bila ditotal dengan nilai inbreng, optimalisasi aksi korporasi BRI diperkirakan bernilai sekitar Rp96 triliun.