Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

IOJI Bongkar Alasan Vietnam Incar Sumber Daya Perikanan di Natuna Utara

image-gnews
Personel Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) mengamankan kapal asing beserta anak buah kapal (ABK) di Pelabuhan Pangkalan PSDKP Batam, Kepulauan Riau, Jumat 20 Agustus 2021. PSDKP berhasil mengamankan kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal beserta 22 awak kapal berkewarganegaraan Vietnam di Perairan Natuna Utara. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Personel Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) mengamankan kapal asing beserta anak buah kapal (ABK) di Pelabuhan Pangkalan PSDKP Batam, Kepulauan Riau, Jumat 20 Agustus 2021. PSDKP berhasil mengamankan kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal beserta 22 awak kapal berkewarganegaraan Vietnam di Perairan Natuna Utara. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) mencatat, selama 2021, praktik penangkapan ikan secara ilegal atau illegal fishing di wilayah perairan Natuna Utara masih marak. Praktik ilegal fishing utamanya dilakukan oleh kapal-kapal dari Vietnam.

Chief Executive Officer IOJI Mas Achmad Santosa atau Ota membeberkan sejumlah faktor yang membuat Vietnam mengincar sumber daya perikanan di wilayah perairan Natuna. Di antaranya, kekayaan potensi ikan di Natuna sangat besar.

“Kekayaan SDI (sumber daya ikan) Laut Cina Selatan termasuk laut Natuna Utara menjadi penyumbang 12 persen berdasarkan Global Catch,” ujar Ota dalam press briefing IOJI, Jumat, 24 September 2021.

Sementara itu, stok ikan di zona ekonomi ekslusif Vietnam saat ini terus merosot. Menyitir sejumlah penelitian, Ota mengatakan selama puluhan tahu, nelayan Vietnam melakukan penangkapan perikanan dengan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.

Karenanya, Vietnam mengincar wilayah-wilayah dengan sumber daya perikanan yang masih dapat dimanfaatkan. Di saat bersamaan, kehadiran nelayan Indonesia di laut Natuna Utara hingga zona utara tidak terlampau banyak.

Patroli Indonesia pun dinilai kurang intensif dan belum terkoordinasi. Umumnya, patroli oleh otoritas pemegang peran di Tanah Air juga belum menyentuh pusat-pusat klaster illegal fishing di Zona Utara Laut Natuna Utara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ota menjelaskan, Vietnam mengalami kekurangan pasokan sumber daya perikanan lantaran adanya subsidi dari pemerintah setempat yang berlimpah. Subsidi ini membuat praktik penangkapan ikan berlebihan alias overfishing.

Padahal, kebutuhan Vietnam terhadap ikan rucah untuk budidaya udang dan lobster besar dan terus meningkat. Meski demikian, Ota melihat sempat terjadi penurunan angka instruksi kapal ikan Vietnam di wilayah zona ekonomi eksklusif Indonesia selama Agustus.

Pada Agustus, angka intrusi kapal Vietnam di bawah landas kontinen Laut Natuna Utara pada Agustus sebanyak delapan unit. Angka ini turun dari Juli lalu yang sebanyak 25 armada. Sedangkan intrusi terbesar terjadi pada April dengan jumlah 100 kapal.

“Penurunan angka intrusi diduga berkaitan dengan yellow card yang diberikan oleh Uni Eropa kepada Vietnam. Kemungkinan mereka (Vietnam) akan berusaha sekuat mungkin agar Uni Eropa mencabut yellow card itu,” tutur Ota.

Baca Juga: Kapal Perang Cina Masuk Laut Natuna, Pengamat Ingatkan RI Harus Perkuat Armada

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Do Hung Dung, Pemain Vietnam yang Sebut Timnas Indonesia Tidak Punya Gaya Permainan yang Jelas

4 jam lalu

Do Hung Dung. Linh Dan/Soha.vn
Profil Do Hung Dung, Pemain Vietnam yang Sebut Timnas Indonesia Tidak Punya Gaya Permainan yang Jelas

Bagaimana statistik dan penampilan Hung Dung Do, gelandang yang sebut Timnas Indonesia Tak Punya Gaya Permainan Jelas


Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen Resmi Jadi WNI, Disiapkan Debut di Laga Kedua Lawan Vietnam

5 jam lalu

Thom Haye (kanan) dan Ragnar Oratmangoen (kiri) menjalani proses sumpah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)di Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) DKI Jakarta, Senin malam, 18 Maret 2024. (ANTARA)
Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen Resmi Jadi WNI, Disiapkan Debut di Laga Kedua Lawan Vietnam

Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen berpeluang bermain di laga Vietnam vs timnas Indonesia pada 26 Maret 2024.


Setelah Kunjungan Bill Gates, Kota Wisata di Vietnam Ini Diminati Banyak Turis

8 jam lalu

Da Nang, Vietnam (Pixabay)
Setelah Kunjungan Bill Gates, Kota Wisata di Vietnam Ini Diminati Banyak Turis

Setelah kunjungan Bill Gates, penelusuran Google tentang Da Nang di Vietnam naik signifikan. Selebritas Korea juga liburan di sana.


Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

11 jam lalu

Pekerja di peternakan Ular piton yang membudidayakan ular untuk diambil dagingnya di Asia Tenggara. Newscientist/Dan Natusch
Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

Studi mengukur pertumbuhan hampir 5000 ular piton jenis Malayopython reticulatus (sanca kembang) dan Python bivittatus (sanca Burma) selama setahun.


Reaksi Nadeo Argawinata Hadapi Perang Urat Saraf Timnas Vietnam di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026

18 jam lalu

Kiper Tim Nasional Sepak Bola Indonesia, Nadeo Argawinata,  Syahrul Fadil dan Muhammad Riyandi (dari kanan ke kiri) berlatih jelang pertandingan perdana Piala AFF 2022 melawan Kamboja di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis, 22 Desember 2022. Timnas sepak bola Indonesia tergabung dalam Grup A bersama Thailand, Kamboja, Brunei Darussalam, dan Filipina. Dalam fase grup Piala AFF 2022 akan diberlakukan format kandang-tandang (home-away). TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Reaksi Nadeo Argawinata Hadapi Perang Urat Saraf Timnas Vietnam di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Penjaga gawang Timnas Indonesia Nadeo Argawinata memilih santai untuk menanggapi perang urat saraf yang dilancarkan kubu Vietnam.


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

1 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

1 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

1 hari lalu

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

Top 3 dunia, Donald Trump yang sangat percaya diri bisa memenangkan pemilu presiden Amerika Serikat sampai menyampaikan kalimat sesumbar.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

2 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

2 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut