"Ketika kita melihat ada satu perusahaan yang tidak sehat, dan ini sekarang sudah terbuka digitalisasi dan market-nya. Kalau tidak diambil keputusan cepat, itu nanti akan membuat perusahaan tersebut makin lama makin tidak sehat," tutur Erick.
Padahal, menurut dia, dalam waktu yang singkat sebetulnya sejumlah perbaikan bisa dilakukan. "Cuma karena prosesnya belum, jadinya tidak sehat. Akhirnya bukan jadi tidak sehat saja, malah bangkrut dan tutup."
Namun, untuk menutup perusahaan BUMN, Kementerian BUMN perlu menjalani proses panjang. Oleh sebab itu Erick Thohir telah meminta meminta dukungan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi, semua menteri dan DPR agar mendukung rencana percepatan tersebut.
"Berilah kepercayaan kepada kami sebagai Kementerian BUMN untuk bisa menutup dan menggabungkan (merger) perusahaan BUMN dengan cepat. Hal ini bertujuan supaya bisa mengantisipasi perubahan bisnis model yang terjadi saat Covid atau pascaCovid. Ini yang kita lakukan," kata Erick Thohir.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya telah menyebutkan empat nama BUMN yang akan dibubarkan itu. Ia juga menyebutkan Merpati yang masih memiliki aset berupa fasilitas Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) di Surabaya, sekaligus kewajiban yang masih harus diselesaikan.
Selain empat perusahaan pelat merah itu, ada tiga nama perusahaan lainnya yang dimaksud yakni PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Istaka Karya (Persero) dan PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero). Adapun waktu pembubaran BUMN itu selambat-lambatnya nya akan dilakukan pada semester kedua tahun 2021 ini.
ANTARA
Baca: Setelah Pabriknya Direlokasi dari Cina ke RI, Mesin Cuci Ini Diekspor ke Jepang