Lebih jauh Kharim menjelaskan bahwa potensi bank syariah di Indonesia masih sangat besar. Ini terlihat dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menunjukkan aset bank syariah beserta UUS melonjak 15,87 persen dengan dana pihak ketiga meningkat 16,55 persen menjadi Rp 491,1 triliun pada semester pertama tahun ini.
Ia pun yakin digitalisasi akan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah sekaligus memperluas pangsa pasar. "Kehadiran aplikasi bank syariah digital akan berdampak positif dalam mendorong kontribusi ekonomi syariah terhadap perekonomian nasional,” ucapnya.
Nasabah, kata Kharim, juga menginginkan kualitas aplikasi keuangan digital syariah harus setara dengan aplikasi bank konvensional, terutama dalam penerapan teknologi dan fitur transaksi. Harapan para nasabah soal aplikasi digital syariah yang mumpuni dan mampu memberikan solusi atas permasalahan pengelolaan keuangan itu yang hendak dijawab oleh Jago Syariah.
Bank Jago optimistis aplikasi keuangan digital syariah bakal menjadi terobosan baru dalam mengakselerasi financial inclusion dan financial literacy di segmen syariah yang underserved. Hal ini merupakan komitmen perseroan untuk turut mendukung agenda regulator dalam mengembangkan layanan keuangan syariah di Indonesia.
BISNIS
Baca: Saham Bukalapak Masuk Indeks IDX30, LQ45, IDX80, JII, dan JII70