TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan industri farmasi di Indonesia tidak sehat.
"Karena lebih dari 90 persen bahan baku kita impor dari negara lain," kata Honesti dalam Business Performance Exellence Award secara virtual, Kamis, 23 September 2021.
Impor itu, kata dia, dilakukan karena Indonesia tidak mampu bersaing. Harga bahan baku impor jauh lebih murah dari pada investasi sendiri.
Dia menuturkan pada saat pandemi Covid-19, semua negara membutuhkan produk yang sama. Masing-masing negara, terutama negara yang sudah memiliki teknologi pembuatan bahan baku, mengamankan kebutuhan bahan baku itu sendiri untuk menjamin penanganan pandemi di negara masing-masing.
"Bahkan masker pun kami masih impor bahan bakunya," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, Indonesia, harus membangun kompetensi itu agar tidak lagi bergantung dengan impor. Dia mengatakan Bio Farma memiliki strategi untuk menekan impor, yaitu memproduksi bahan baku obat yang sangat dibutuhkan di Indonesia.
Dari 2017 sampai sekarang, kata dia, sudah ada 10 bahan baku obat yang sudah bisa diproduksi Indonesia.
Honesti mengatakan saat ini Bio Farma juga sudah membuat peta jalan untuk menekan impor. Pada peta jalan itu, ditargetkan pada 2024 ketergantungan impor sudah berkurang. "Dari 90 persen (impor), di 2024 jadi 70 persen," kata dia.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Kembangkan Vaksin Covid-19 Baru, Bio Farma Gandeng Perusahaan AS Dynavax