TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi wejangan khusus kepada manajemen PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI. Meskipun berstatus syariah, Sri Mulyani meminta manajemen taat mengikuti tata kelola keuangan dan proses bisnis yang baik, sehat, dan transparan.
"Jangan sampai justru kalau kita mengatakan ada label syariahnya, orang percaya," kata Sri Mulyani pada Rabu, 22 September 2021.
Tapi setelah dapat kepercayaan tersebut, kata Sri Mulyani, manajemen lantas menyusun tata kelola yang lemah. "Sehingga bisa melukai reputasi institusi dan keuangan syariah itu sendiri," kata dia.
Pesan ini disampaikan Sri Mulyani dalam acara penandatanganan MoA Program Strategic Sharia Banking Management (SSBM). Kerja sama ini melibatkan BSI dengan lima kampus yaitu Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Kerja sama ini digelar BSI sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi keuangan dan perbankan syariah di tanah air. Saat ini, literasi terkait hal ini masih tertinggal dbandingkan perbankan konvensional.
Sri Mulyani melanjutkan bahwa di tengah pandemi saat ini masih menunjukkan ketahanan. Juni 2021, pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia masih di bawah 7 persen. Tapi, kata dia, aset perbankan syariah di triwulan kedua 2021 justru tumbuh cukup tinggi yaitu 15,8 persen (year-on-year/yoy).
Sri Mulyani juga mencatat jumlah masyarakat yang menabung di perbankan syariah makin naik. Ini terlihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan kedua yang tumbuh 16,54 persen. "Lebih tinggi dari DPK bank konvensional," kata dia.