Mengutip dari situs resmi ANS, Ahabe Group berdiri pada 13 Maret 1961 di bawah kepemimpinan Agustinus Hardjo Budi. Ahabe memulai bisnis ekspor impor umum dengan tiga orang karyawan, yang selanjutnya selanjutnya mengalihkan usahanya ke industri otomotif.
Adapun emiten dealer mobil, PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. (CARS) untuk periode 6 bulan yang berakhir per 30 Juni 2021 melaporkan kenaikan penjualan mobil, tetapi masih belum dapat mendongkrak kinerja pendapatan.
Penjualan konsolidasi Bintraco sebesar Rp 2,18 triliun dan rugi bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 105 miliar di tengah pandemi Covid-19.
Pendapatan bersih Bintraco turun 3 persen menjadi Rp 2,18 triliun dari posisi sebelumnya Rp 2,25 triliun. Padahal, segmen otomotif berhasil tumbuh 19 persen memanfaatkan kebijakan Pemerintah yang memberi relaksasi potongan harga PPnBM untuk pembelian mobil baru.
Adapun penjualan mobil baru mencapai 7.405 unit atau 14 persen lebih besar dari pencapaian per Juni 2020. Secara berurutan kontribusi pendapatan segmen otomotif, pembiayaan dan purnajual hingga semester I pada tahun 2021 adalah sebagai berikut 92 persen, 4 persen dan 4 persen.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Industri Perdagangan Bintraco Dharma, Lina M Ibrahim, menyatakan, per 25 Agustus 2021, Ahabe tercatat sebagai salah satu pemegang saham dengan kepemilikan 4,69 persen saham perseroan. Artinya, Ahabe bukan merupakan pemegang saham utama ataupun induk usaha perseroan.
Namun status Ahabe adalah pemegang saham pengendali melalui posisi jabatan di PT Industri Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. Hingga kini perseroan tetap menjalankan kegiatan usaha dengan normal dan tak terimbas oleh gugatan PKPU.
BISNIS
Baca: Profil Evergrande, Pengembang Properti Cina yang Terbelit Utang Rp 4.200 Triliun