Dia mengatakan terdapat sejumlah permasalahan yang menjadi alasan minimnya minat penonton untuk mengunjungi bioskop. Di antaranya karena kesulitan untuk mengakses aplikasi PeduliLindungi, khususnya bioskop di daerah.
“Warga di daerah masih banyak yang tidak punya ponsel, jika ada kebanyakan masih yang jadul [zaman dulu] sehingga tidak bisa membuka aplikasi. Mereka sudah divaksin, tetapi tidak punya ponsel jadi ya tidak bisa masuk [bioskop],” katanya.
Meskipun kota besar tidak mengalami permasalahan terkait dengan kepemilikan ponsel pintar untuk mengakses PeduliLindungi, jumlah pengunjung di kota besar dan daerah masih terpaut sedikit, yaitu sekitar 5–10 persen dari total okupansi bioskop secara harian.
Dia melanjutkan, beberapa hari terakhir, bioskop hanya diisi 3—5 orang penonton sehingga antisipasi yang dilakukan di beberapa bioskop hanya buka pada Kamis-Minggu.
Alhasil, dia menjelaskan bioskop akan menyurati Kementerian Kesehatan, terkait syarat aplikasi PeduliLindungi untuk datang ke bioskop. Khususnya, untuk bioskop di daerah.
"Saya minta ke Depkes dikaji ulang lagi untuk daerah. Karena banyak tidak punya ponsel. Apakah cukup sertifikat saja. Sudah bikin surat yang akan kita kirim ke Depkes. PeduliLindungi, banyak problem di daerah. Harus melihat secara utuh di daerah. Karena mereka tidak diwajibkan beli handphone yang bagus," tutur Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia tersebut.
Baca juga: PPKM Luar Jawa Bali Diperpanjang, Bioskop Boleh Buka di Daerah Level 3