TEMPO.CO, Jakarta - Samuel Sekuritas Indonesia melihat Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG masih dalam pola konsolidasi dalam kisaran 6.000-6.050 sebagai area support dan 6.130-6.170 sebagai area resistance.
"Kemungkinan masih akan terkoreksi menjelang rapat Bank Sentral AS the Fed, serta kekhawatiran dampak kasus salah satu perusahaan properti terbesar di Cina (Evergrande), ditambah perpanjangan PPKM," kata analis Samuel Sekuritas Indonesia, M Alfatih, dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 September 2021.
Pada perdagangan kemarin, IHSG masih tertahan di zona negatif dengan menutup sesi di level 6.076 atau 0,92 persen lebih rendah dari angka penutupan pekan lalu yang di level 6.133.
Sebanyak 161 saham menguat, 392 saham melemah, dan 130 saham stagnan pada akhir sesi perdagangan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp 11,9 triliun.
"Nyaris semua indeks sektoral melemah di sesi perdagangan hari ini," dinukil dari analisis Samuel Sekuritas Indonesia, Senin, 20 September 2021.
Pelemahan terbesar dicatatkan oleh indeks sektor teknologi (IDXTECHNO) yang turun 2,5 persen, disusul indeks sektor industri dasar dan kimia (IDXBASIC) yang turun 1,7 persen, dan indeks sektor konsumer non-cyclical yang turun 1,6 persen.
Adapun pada perdagangan hari ini, Alfatih mencermati pergerakan dua emiten antara lain Bank KB Bukopin alias BBKP yang harganya melonjak namun kemudian mengalami volatilitas tinggi setelah pengumuman delisting saham Bosowa dari perseroan. "Masih berpeluang menguat ke arah level supply 475-492-510- 525. Batas risiko 452," kata Alfatih.
Selain itu, ia melihat harga Erajaya Swasembada alias ERAA bergerak naik dengan volatilitas tinggi. Area demand diperkirakan di level 575-605. Adapun supply di level 610-626-640.
Baca Juga: IHSG Ditutup Memerah, Samuel Sekuritas: Nyaris Semua Indeks Sektoral Melemah