TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan nota kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 yang baru ditandatangani dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Dynavax Technologies. Kerja sama itu diteken di sela-sela kunjungan kerjanya ke Los Angeles pada Kamis lalu, 16 September 2021.
Kerja sama itu dilakukan dalam rangka pengembangan vaksin Covid-19 berbasis protein rekombinan milik PT Bio Farma (Persero). “Dynavax adalah produsen salah satu adjuvant terbaik di dunia yang berfungsi untuk menguatkan benih vaksin protein rekombinan,” kata Retno melalui keterangan daring, Sabtu, 18 September 2021.
Rencananya, kerja sama itu untuk memperkuat pengembangan vaksin Bio Farma bersama dengan mitra terdahulu Baylor College Medicine yang berbasis platform protein rekombinan.
“Kerja sama yang dilakukan Bio Farma dan Dynavax dalam rangka membangun kemandirian vaksin dan memperkuat studi pengembangan vaksin,” ujar Retno.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir sebelumnya memastikan pasokan bahan baku dan produksi vaksin Covid-19 terus berjalan hingga akhir tahun ini.
Ia menyebut saat ini ada 105,5 juta dosis bulk bahan baku vaksin yang telah tiba. Selanjutnya, hingga November secara keseluruhan ada 286 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac.
Dengan bahan baku yang tersedia tersebut, kata Honesti, Bio Farma akan dapat memproduksi 16,6 juta dosis vaksin dan 19,8 juta dosis pada Agustus, lalu September 23,3 juta dosis, Oktober 24,9 juta dosis, November 22,64 juta dosis, dan Desember 21 juta dosis.
"Total vaksin Covid-19 yang kami produksi sampai akhir tahun ini akan berjumlah 186,3 juta dosis termasuk produksi 57,9 juta dosis sepanjang Januari-Juni lalu," tutur Honesti, awal Juli 2021 lalu.
BISNIS
Baca: Punya Utang BLBI Rp 517,72 Miliar, Berapa Total Kekayaan Sjamsul Nursalim?