TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengklaim sebanyak enam hingga tujuh negara berminat menanamkan investasi untuk proyek pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia. Saat ini Indonesia tengah berproses membangun industri baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di Asia Tenggara.
“Eropa sebentar lagi akan masuk, tapi saya tidak bisa umumkan dulu. Cina pun sudah teken (perjanjian). Juga ada salah satu negara di ASEAN akan masuk November,” ujar Bahlil dalam konferensi pers virtual, Jumat, 17 September 2021.
Bahlil memastikan Indonesia akan menciptakan ruang kompetisi yang adil untuk investor. Indonesia, tutur Bahlil, bakal membuka peluang kerja sama dengan negara lain meski sebelumnya sudah meneken kesepakatan dengan Korea Selatan.
Kerja sama dengan Korea Selatan itu untuk pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik dengan total nilai investasi US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 142 triliun melalui LG Energy Solution dan Hyundai Motor Group. Adapun LG dan Hyundai sudah secara resmi membentuk perusahaan patungan atau join venture (JV).
Kedua perusahaan pun telah merealisasikan investasinya pada tahap pertama. Bekerja sama dengan konsorsium BUMN melalui PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation/IBC), perusahaan membangun pabrik baterai kendaraan listrik berkapasitas 10 gigawatt hour di Karawang. Total nilai investasi pada tahap awal ini sebesar Rp 1,1 miliar.
Bahlil menjelaskan, pengembangan industri kendaraan listrik akan berlanjut dengan pembangunan prekusor ketod di Jawa Tengah pada akhir tahun mendatang. Bila tak ada aral melintang, Bahlil mengatakan total investasi senilai US$ 9,8 miliar akan terealisasi seluruhnya pada 2022.
Dengan begitu pada 2023, Indonesia sudah akan mulai memproduksi baterai. “Sebelum masa kabinet selesai, pembangunan sudah clear,” ujar Bahlil.
Secara paralel, Hyundai disebut-sebut mulai akan memproduksi kendaraan listrik pada Mei 2022.
Bahlil menyebut masuknya investasi asing akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Dia mencontohkan proyek konstruksi atau pembangunan pabrik baterai di Karawang yang bisa menyerap pekerja sampai 13 ribu orang.
“Saat pabrik beroperasi, pabrik juga akan menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 1.100 orang,” kata Bahlil.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Bahlil Klaim Alasan RI Diminati Investor Korsel: Tak Ada Lagi Tukang Palak