TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman meminta pemerintah memberikan dukungan fiskal untuk produksi vaksin merah putih. Ia mengusulkan agar Kementerian Keuangan tak mengenakan pajak terhadap vaksin dalam negeri yang rencananya diproduksi secara massal pada pertengahan 2022.
“Kalau bisa output vaksin enggak usah kena pajak. Enggak usah PPN, enggak usah apa karena kita tahu daya ungkitnya besar sekali,” ujar Sudirman dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR yang dikutip dari tayangan YouTube pada Kamis, 16 September 2021.
Sudirman mengatakan vaksin akan menjadi pendorong perekonomian lantaran salah satu fungsinya untuk pengendali pandemi Covid-19. Menurut Sudirman, untuk menekan wabah, perlu biaya yang besar termasuk vaksinasi.
“Jadi yang terkait dengan pandemi ini dibebaskan saja pajaknya,” ujar Sudirman.
Biotis tengah mengembangkan vaksin merah putih whole genime inactivated covid bersama Universitas Airlangga. Selain dengan Unair, Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN pun terlibat untuk fase non-klinis atau preklinis. Balitbangkes Kementerian Kesehatan juga akan membantu proses uji klinis.
Saat ini Sudirman memastikan tahap eksplorasi laboratorium sudah selesai. Peneliti pun telah menemukan master bibit vaksin dari pasien Covid-19 asal Indonesia. Penelitian akan dilanjutkan dengan tahap pengujian praklinis yang diharapkan selesai pada 30 September.
Dengan demikian pada Oktober, Biotis sudah bisa melakukan uji klinik fase I untuk 100 orang, fase kedua 400 orang, dan fase ketiga 3.00 orang. “Kita harap setelah uji klinis fase 3, kalau hasil baik, BPOM memberikan emergency use authorization (EUA). Kami berharap April 2022 kami mendapatkan interim report sehingga bisa menjadi dasar untuk menerbitkan EUA oleh BPOM,” ujar Sudirman.
Setelah itu paling lambat Juli, vaksin diperkirakan sudah bisa dipakai oleh masyarakat Indonesia. Biotis mengklaim memiliki kapasitas produksi vaksin mencapai 240 juta dosis, bulk untuk ekspor 1 miliar dosis, dan upstream sebanyak 3 miliar dosis per tahun.
Vaksin merah putih diperkirakan akan dipasarkan dengan harga US$ 5. Angka itu setara dengan Rp 72.500 per dosis dengan asumsi kurs Rp 14.500.
BACA: Tak Ada Efek Samping Setelah Vaksin, Ragu Benar Divaksin atau Tidak?
FRANCISCA CHRISTY ROSANA