TEMPO.CO, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) berhasil menyelesaikan Penawaran Umum Terbatas III atau rights issue dengan meraih dana segar senilai US$ 1,1 miliar atau Rp 15,5 triliun. Dengan begitu, aksi korporasi perusahaan petrokimia terintegrasi tersebut menjadi salah satu rights issue terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga saat ini.
Usai rights issue, jumlah saham beredar TPIA bertambah sebanyak 3,79 miliar saham, dari 17,8 miliar saham menjadi 21,6 miliar saham. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporasi TPIA Suryandi menyebutkan, komposisi saham publik sekitar 8,2 persen telat memenuhi persyaratan free float saham publik dari BEI.
Adapun pembeli siaga (standby buyer) yang mendukung keberhasilan transaksi rights issue TPIA adalah PT TOP Investment Indonesia, anak perusahaan Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), perusahaan kilang unggulan PTT Public Company Limited (PTT).
Sebelumnya, per Juli 2021 lalu, Chandra Asri sudah mengumumkan pemilihan Thaioil sebagai mitra terpilihnya untuk mendukung pengembangan kompleks petrokimia kedua (CAP2). Pemilihan dilakukan melalui proses seleksi investor strategis yang kuat dan komprehensif.
Dana rights issue yang diperoleh tersebut akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua yang berskala global oleh anak perusahaan, PT Chandra Asri Perkasa.
Komplek petrokimia itu akan terdiri dari unit cracker, olefin terpolimerisasi serta fasilitas dan utilitas terkait. Hal ini seiring dengan strategi Chandra Asri untuk memperluas kapasitas produksi dan skala usaha untuk melayani kebutuhan pasar Indonesia.