TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan groundbreaking atau peletakan batu pertama yang menandai pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat. Proyek ini merupakan realisasi investasi konsorsium LG dan Hyundai yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution.
Jokowi mengatakan Indonesia memberikan dukungan berupa kemudahan izin dan kepastian hukum untuk pengembangan industri hilirisasi. Langkah ini sekaligus menjadi upaya Indonesia keluar dari jebakan negara pengekspor bahan baku.
“Indonesia berkomitmen memberikan dukungan pengembangan eksositem industri baterai dan kendaraan listrik. Kami menggulirkan reformasi struktural dengan memberikan kepastian hukum dan memberikan kemudahan perizinan. Pemerintah terbuka atas berbagai inisiatif kerja sama dengan negara sahabat,” ujar Jokowi dalam tayangan di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 15 September 2021.
Proyek pembangunan baterai mobil listrik sebelumnya ditandai dengan nota kesepahaman atau MoU antara Kementerian Investasi dan konsorsium Hyundai serta LG pada Desember 2020. Konsorsium asal Korea Selatan bakal bermitra dengan Indonesia Battery Corporation yang beranggotakan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara, dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.
Konsorsium akan membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik di Indonesia berkapasitas 10 Gigawaat Hour (GWH) dengan total nilai investasi US$ 1,1 miliar. Angka itu setara dengan Rp 15,9 triliun (kurs Rp 14.500). Pembangunan pabrik ini hanya bagian dari total proyek konsorsium senilai US$ 9,8 miliar.
Jokowi menyatakan melalui manajemen pengelolaan yang baik, Indonesia akan menjadi produsen utama bagi produk-produk barang jadi berbasis nikel, termasuk baterai mobil listrik, dalam 3-4 tahun mendatang. Ia menyebut hilirisasi industri nikel akan meningkatkan nilai tambah komoditas bijih nikel.
“Nilai tambah akan meningakt 6-7 kali lipat kalau nikel jadi sel baterai. Kalau jadi mobil listrik, nilainya bertambah 11 kali lipat,” ujar Jokowi.
Jokowi berharap pembangunan pabrik ini juga meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi. Langkah tersebut sekaligus menjadi penanda agar Indonesia terlepas dari ketergantungan impor.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA