TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bakal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia. Informasi ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian yang juga Ketua Bidang Sherpa Track G20 di Indonesia, Airlangga Hartarto.
"Presiden Jokowi akan menghadiri penutupan KTT G20 di Roma, 30 sampai 31 Oktober mendatang," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual pada Selasa, 14 September 2021.
Di sana, Airlangga menyebut Jokowi akan secara resmi menerima penyerahan tongkat estafet presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia. Barulah pada 1 Desember 2021, Indonesia resmi menjadi presidensi G20.
G20 adalah kelompok 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Di dalamnya ada Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Kanada, Perancis, Jerman, Rusia, Cina, Australia, Meksiko, Turki, Afrika Selatan, Arab Saudi, India, Korea Selatan, Argentina, Brasil, dan terakhir perwakilan Uni Eropa.
Indonesia pun ditetapkan menjadi presidensi G20 untuk tahun 2022 pada KTT ke-15 di Riyadh, Arab Saudi, pada 22 November 2020. Menurut Airlangga, ini adalah kali pertama bagi Indonesia menjadi presidensi G20.
Di Asia, sudah ada empat negara yang pernah menjadi presidensi G20 sejak kelompok ini dibentuk pada 1999. Mulai dari Jepang, Cina, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Lalu nanti setelah serah terima tongkat estafet, Indonesia bakal menggelar ratusan acara selama setahun setahun penuh, dari 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022.
Airlangga menyebut akan ada 150 pertemuan dengan beberapa side event. Mulai dari working group tingkat sherpa, deputi, hingga KTT yang bakal dihadiri seluruh kepala negara dan pemerintahan.
Jumlah delegasi di setiap pertemuan G20 diperkirakan mencapai 500 sampai 5.800 orang. Karena masih ada Covid-19, maka pertemuan akan digelar secara hybrid atau gabungan, antara daring dan fisik.
Baca juga: Luhut Minta 5 Destinasi Super Prioritas Disiapkan untuk Sambut Tamu KTT G20