“Kita perlu melihat bagaimana inovasi teknologi dan digitalisasi, seperti e-agriculture, dapat membantu petani dan konsumen mengatasi masalah kerawanan pangan, masalah gizi dan berkurangnya sumber daya alam,” ujar dia.
Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Indonesia dan FAO menyepakati pentingnya Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular. Diharapkan FAO akan terus mempromosikan dan memfasilitasi kerjasama dengan negara-negara berkembang lainnya di seluruh dunia, di bawah Kerjasama Selatan dan Selatan dan Triangular.
Aryal juga mengatakan mengenai komitmennya terhadap keahlian dan praktik baik Indonesia secara global.
“Indonesia telah mencapai berbagai keahlian teknis di sektor pangan, pertanian, perikanan dan kehutanan, dan FAO berkomitmen terhadap keahlian dan praktik baik Indonesia melalui kerjasama selatan-selatan dan segitiga (triangular), tidak hanya di Kawasan Asia-Pasifik, tetapi secara global," kata dia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti ketahanan Indonesia di sektor pertanian yang ditunjukkan dengan Pertumbuhan Produk Domestik (PDB) di tengah terjadi perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Diketahui, PDB meningkat sebesar 2,19 persen year-on-year (Y-o-Y) di tengah pandemi.
Retno menyampaikan harapannya agar FAO terus mendukung pertanian di Indonesia dengan berfokus pada bidang strategis.
“Saya berharap FAO akan terus mendukung pembangunan pertanian di Indonesia dengan fokus pada bidang-bidang strategis seperti peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi konsumsi pangan pokok, penguatan cadangan pangan dan sistem logistik, pengembangan pertanian modern dan promosi tenaga ahli pertanian,” ujar Retno.
FAIRUZ AMANDA PUTRI