TEMPO.CO, Jakarta - Lowongan kerja kini bisa dengan mudah ditemui di media sosial atau di situs-situs penyedia informasi. Namun di balik kemudahan akses ini, banyak beredar informasi lowongan kerja palsu.
Mengutip dari The Muse, Ahad, 12 September 2021, sebanyak 92 persen perusahaan kini menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi lowongan kerja dan 73 persen kandidat berhasil dipekerjakan.
Mengutip dari laman resmi Alumni Universitas Gadjah Mada, untuk menghindari adanya informasi lowongan kerja palsu, seseorang harus perhatikan beberapa hal berikut.
Tidak menggunakan domain email resmi perusahaan
Setiap perusahaan memiliki domain resmi untuk email pegawainya. Domain resmi tersebut biasanya berupa nama perusahaan itu sendiri.
Jika kamu dihubungi oleh orang yang mengaku dari sebuah perusahaan namun ia menggunakan domain email gratisan seperti dari Gmail, Yahoo, Ymail, Hotmail, atau lainnya, lowongan kerja tersebut patut dicurigai.
Lowongan disebarkan melalui SMS atau pesan singkat
Meskipun di dalam SMS atau pesan singkat itu disebutkan nama website atau situs lowongan kerja, namun informasi ini dapat dipastikan tidak asli. Perusahaan tidak akan mungkin menyebarkan informasi lowongan melalui SMS karena mereka akan lebih memilih lembaga pusat karier terpercaya, website resmi mereka sendiri, ataupun media sosial resmi mereka sendiri.
Meminta untuk mentransfer sejumlah uang
Perusahaan tidak akan pernah meminta calon karyawannya untuk mengirimkan sejumlah uang apalagi sebelum benar-benar dinyatakan diterima.
Modus penipuan meminta sejumlah uang ini biasanya dilakukan penipu dengan dalih sebagai uang akomodasi tes. Namun saat ini banyak perusahaan yang melakukan tes online dan wawancara via Skype apabila pelamar tinggal di lokasi yang jauh dari perusahaan. Karena itulah, hal ini bisa dijadikan sebagai salah satu patokan informasi lowongan kerja.
WINDA OKTAVIA
Baca juga:
Bursa Efek Indonesia Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan SMA dan S1