TEMPO.CO, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) masih membutuhkan suntikan puiuhan triliun Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk mengerjakan tol Trans Sumatera. Tahun 2022, perusahaan meminta PMN sebesar Rp 31,3 triliun.
"Untuk menyelesaikan beberapa ruas yang ditargetkan rampung keseluruhan di 2023," kata Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Tjahjo Purnomo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 8 September 2021.
Jika semuanya disetujui, perusahaan akan menggunakannya untuk 8 ruas. Rinciannya yaitu ruas Pekanbaru-Dumai Rp 293 miliar, Binjai-Langsa Rp 3,581 triliun, Sp. Indralaya-Muara Enim Rp 7,18 triliun, dan Kisaran-Indrapura Rp 2,422 triliun.
Berikutnya, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Rp 5,057 triliun, Bengkulu-Taba Penanjung Rp 1,237 triliun, Sigli-Banda Aceh Rp 6,376 triliun. Terakhir, Pekanbaru-Pangkalan Rp 5,204 triliun.
Ini bukanlah PMN pertama untuk Hutama Karya. Pada 2021, pemerintah mengalokasikan PMN sebesar Rp 6,2 triliun kepada Hutama Karya untuk menyelesaikan sejumlah ruas tol Trans Sumatera.
PMN ini sudah cair dan dipakai Hutama Karya untuk 3 ruas. Mulai dari ruas Sigli-Banda Aceh Rp 3,092 triliun, ruas Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu Rp 2,702 triliun, dan ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Rp 414 miliar.
Tapi di tengah jalan, Hutama Karya minta tambahan PMN Rp 19 triliun lagi untuk 2021. Menteri BUMN Erick Thohir pun mengusulkan nominal yang sama dalam rapat bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.