Dari sisi permodalan BCA, rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 25,3 persen, lebih tinggi dari ketentuan regulator, serta kondisi likuiditas yang memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,4 persen.
Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga sebesar 2,4 persen didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi. Rasio return on asset (ROA) tercatat sebesar 3,1 persen, dan rasio return on equity (ROE) sebesar 16,6 persen.
“Kami optimistis bahwa tren kinerja positif akan berlanjut didukung oleh pemulihan ekonomi yang saat ini sedang berlangsung," ujar Vera. BCA juga terus melakukan berbagai inovasi penjualan, mendorong pemanfaatan digitalisasi, dan memastikan setiap kegiatan dilakukan sesuai protokol kesehatan demi membantu Indonesia tetap tangguh dan tumbuh.
Adapun pada posisi Juni 2021, penyaluran kredit BCA tumbuh 0,8 persen year to date, ditopang oleh segmen korporasi dan KPR yang naik masing-masing 2,1 persen dan 3,8 persen. Sementara itu, kredit komersial dan UKM mulai mengalami perbaikan pada triwulan II 2021 per kuartal. Kredit terkait keuangan berkelanjutan juga naik 19,1 persen year on year.
Dari sisi pendanaan, CASA BCA tumbuh 21 persen year on year. Hal ini sejalan dengan peningkatan nilai transaksi, basis nasabah yang semakin besar, serta penguatan dan perluasan ekosistem pelayanan bersama para mitra bisnis bank.
Baca: Bahas Dana BLBI Rp 147,7 Triliun, Dahlan Iskan: Terjadi Kejahatan Masal